Perkalian Besar Terbang Bersama Spaceman
Tidak semua perjalanan ke luar angkasa butuh roket. Ada yang cukup pakai ponsel, posisi rebahan, dan sinyal yang tidak drama. Malam itu, langit di luar kamar memang biasa saja, tapi di layar ponsel, seorang astronot kecil dengan wajah tenang sudah siap mengajak terbang.
Namanya: Spaceman.
Hitung Mundur Tanpa Helm
Begitu game terbuka, suasana langsung berubah. Latar langit gelap, bintang berkilau, dan Spaceman berdiri di landasan, siap lepas landas. Tidak ada musik menggelegar, tapi ada ketegangan halus—seperti nunggu lift yang lama tapi yakin akan datang.
Hitung mundur dimulai.
3…
2…
1…
Spaceman meluncur ke angkasa.
“Wah, santai amat,” gumamnya.
Di sinilah Spaceman beda. Dia tidak ribut, tidak sok dramatis. Dia cuma naik. Pelan. Stabil. Tapi justru itu yang bikin deg-degan.
Awal Terbang: Masih Aman, Masih Ngobrol
Perkalian muncul.
x1.10
x1.25
x1.40
“Ah, ini mah pemanasan,” katanya sambil menyeruput kopi yang sudah dingin sejak sore.
Spaceman melayang dengan tenang, seperti lagi jalan pagi di orbit. Tidak ada tanda-tanda bahaya. Tidak ada alarm. Semua terlihat ramah.
Inilah jebakan halusnya.
Ketika Otak Mulai Nego
Begitu perkalian lewat x2, otak mulai aktif.
“Tarik sekarang atau tunggu dikit lagi?”
Pertanyaan ini terdengar sederhana, tapi efeknya besar. Karena setiap detik, angka naik. Setiap detik, Spaceman makin tinggi.
x2.50
x3.00
“Sedikit lagi lah,” katanya, setengah yakin, setengah nekat.
Spaceman seperti mendengar. Dia tetap naik. Tidak ngebut. Tidak panik. Seolah berkata, “Tenang, kita masih jauh.”
Ketegangan Tanpa Suara
Yang lucu dari Spaceman adalah ketegangannya sunyi. Tidak ada ledakan. Tidak ada efek lebay. Hanya angka yang terus naik dan satu kemungkinan: kapan dia meledak.
x4.20
x5.10
Dari rebahan, posisi berubah jadi setengah duduk. Dari setengah duduk, jadi duduk penuh.
“Ini kok serius ya,” katanya sambil senyum kaku.
Perkalian Mulai Terasa “Tidak Sopan”
Lewat x6, suasana berubah. Angka mulai terasa tidak wajar. Kopi ditinggal. Mata fokus penuh. Jempol siaga di tombol tarik.
x7.00
x8.30
Spaceman masih tenang. Wajahnya sama sekali tidak panik. Justru itu yang bikin curiga.
“Bro, lu kenapa kalem amat?” gumamnya.
Momen Tarik yang Selalu Terlambat atau Tercepat
Di Spaceman, tidak ada waktu yang benar-benar pas. Tarik terlalu cepat, nyesel. Terlalu lama, juga nyesel.
x9.50
“Tarik sekarang?”
Jempol gemetar.
x10.20
“Oke, ini udah bagus.”
Tapi sebelum jempol bergerak, pikiran lain muncul.
“Kalau naik dikit lagi?”
Dan di situlah drama manusia terjadi.
Terbang Terlalu Tinggi
Spaceman melewati x12.
Lalu x15.
Mata membesar. Senyum mulai muncul.
“Ini nggak normal,” katanya sambil ketawa kecil.
Spaceman sekarang seperti bintang utama. Semua perhatian tertuju padanya. Angka naik seperti tidak ada niat berhenti.
x18.00
x20.00
“Ya ampun…”
Jackpot Perkalian Besar Mulai Tercium
Di titik ini, satu kata muncul di kepala: jackpot.
Bukan karena sudah terjadi, tapi karena kemungkinan itu terasa dekat. Seperti melihat pintu terbuka sedikit di kejauhan.
Spaceman terbang semakin tinggi. Latar belakang makin gelap. Bintang makin banyak.
“Jangan macem-macem ya,” katanya, setengah bercanda setengah doa.
Detik-Detik yang Terasa Panjang
Setiap detik terasa lebih lama. Detik di dunia nyata masih satu detik, tapi di kepala rasanya lima.
x25.00
x28.50
Tangan dingin. Nafas ditahan.
Spaceman tetap kalem. Astronot kecil itu seperti tahu semua mata tertuju padanya.
Keputusan yang Mengubah Cerita
Dan di situlah momen paling manusiawi datang.
“Tarik.”
Tombol ditekan.
Beberapa milidetik hening.
Lalu…
berhasil.
Perkalian besar terkunci.
Jackpot masuk.
Reaksi Bengong
Tidak ada teriakan. Tidak ada lompat. Tidak ada drama.
Hanya bengong.
“…eh?”
Mata berkedip dua kali. Layar dilihat lagi. Angka masih di sana.
“Hahaha… anjir.”
Ketawa kecil keluar, disusul napas panjang yang baru terasa setelahnya.
Spaceman Meledak
Beberapa detik setelah tarik, Spaceman akhirnya meledak. Tapi kali ini, tidak ada panik. Ledakan itu justru terasa lucu.
“Maaf bro, gue turun dulu,” katanya ke layar.
Spaceman menghilang. Layar kembali ke awal.
Tapi suasana sudah berubah.
Entah sugesti atau fakta, setelah jackpot, semua terasa lebih ringan. Kipas angin lebih adem. Kursi lebih empuk. Bahkan notifikasi grup yang biasanya mengganggu terasa lucu.
“Pantesan orang suka ke luar angkasa,” katanya.
Mode Sok Bijak
“Oke, cukup.”
Kalimat ini keluar dengan penuh wibawa. Seperti orang yang baru saja menutup bab penting dalam hidup.
Ponsel ditaruh. Badan disandarkan. Senyum masih belum hilang.
“Gue tadi terbang.”
“Ke mana?”
“Ke luar angkasa.”
“Apaan?”
“Spaceman. Jackpot.”
Yang dengar mungkin ketawa. Tapi yang mengalami tahu rasanya.
Pelajaran dari Spaceman
Spaceman mengajarkan satu hal penting:
Ketegangan tidak selalu harus ribut. Kadang, diam justru lebih bikin deg-degan.
Perkalian besar itu seperti mimpi yang naik pelan-pelan. Dan keberanian bukan soal menunggu paling lama, tapi soal tahu kapan turun.
Terbang, Tarik, Tertawa
Jackpot perkalian besar terbang bersama Spaceman bukan cuma soal angka. Ini soal pengalaman. Soal detik-detik menahan napas. Soal keputusan kecil yang bikin cerita besar.
Dan kalau suatu malam Spaceman mengajak terbang lagi, satu hal sudah pasti:
Helm mental sudah dipakai, jempol siap, dan senyum sudah disiapkan dari awal. 🚀😄🎰
Karena tidak setiap hari kita bisa bilang:
“Gue baru pulang dari luar angkasa bawa jackpot.”
