Petir Merah Membuat Satu Tongkrongan Teriak Maxwin

Bukan beneran turun dari langit, tentu saja. Tapi wajah berjanggut putih dengan tatapan sok bijak itu muncul di layar ponsel salah satu dari mereka. Dan sejak saat itu, tongkrongan yang tadinya santai berubah jadi arena saksi sejarah.

Niat Awal: Cuma Isi Waktu

“Main bentar doang,” kata si pemilik ponsel.

Kalimat ini diucapkan sambil ngaduk kopi sachet yang entah kenapa selalu lebih manis di tongkrongan. Teman-temannya cuma melirik sekilas. Tidak ada yang serius memperhatikan.

Gates of Olympus terbuka. Musik khas dewa langsung terdengar. Zeus berdiri gagah di atas awan, seolah tidak peduli dengan kursi plastik dan gorengan di bawahnya.

“Lah, main dewa-dewaan,” celetuk satu orang.

Zeus, tentu saja, tidak menjawab.

Spin Awal: Zeus Masih Mager

Spin pertama ditekan.
Permata jatuh.
Hasilnya… biasa.

Spin kedua.
Masih biasa.

Zeus tidak ngapa-ngapain. Tangannya terlipat. Petir cuma jadi aksesoris.

“Ini dewa apa satpam?” kata yang lain, disambut tawa.

Tongkrongan masih santai. Obrolan tetap jalan. Ada yang bahas kerjaan, ada yang curhat soal mantan, ada yang fokus ke gorengan.

Gates of Olympus masih dianggap hiburan latar.

Scatter Datang, Obrolan Pelan-Pelan Mati

Lalu satu scatter muncul.

“Oh?” kata si pemilik ponsel.

Scatter kedua muncul di spin berikutnya.

“Heh, heh.”

Obrolan mulai mengecil. Kepala mulai mendekat. Kursi agak digeser. Yang tadinya main ponsel sendiri sekarang melirik layar yang sama.

Scatter ketiga belum muncul, tapi atmosfer sudah berubah.

“Kalau dapet free spin, traktir ya,” celetuk seseorang.

Zeus masih diam. Tapi rasanya seperti dia dengar.

Free Spin Aktif: Tongkrongan Resmi Diam

Dan akhirnya…
Scatter ketiga jatuh.

Layar berubah. Musik naik. Zeus berdiri lebih tegap.

“WOOO!”
“Eh dapet!”
“Free spin cuy!”

Tongkrongan resmi senyap. Tidak ada yang ngobrol. Semua mata ke satu layar. Bahkan tukang kopi ikut nengok sambil ngelap gelas.

Petir Biasa Turun, Tapi Belum Bikin Heboh

Free spin pertama: petir turun kecil.
Free spin kedua: petir lagi.

“Lumayan.”
“Masih santai.”

Angka naik, tapi belum bikin loncat. Zeus seperti pemanasan. Petirnya putih biasa. Efeknya oke, tapi belum bikin jantung copot.

“Kayaknya belum,” kata salah satu, sok analis.

Ketika Petir Merah Mulai Terasa Aneh

Masuk free spin berikutnya, sesuatu yang jarang muncul akhirnya nongol.

Petir merah.

“EH? ITU MERAH?”
“LAH LAH LAH!”

Suasana langsung berubah. Kursi plastik bunyi geser. Ada yang berdiri. Ada yang refleks teriak meski belum tahu hasilnya.

Petir merah jatuh. Angka melonjak.

“WOI WOI WOI!”

Zeus sekarang tidak main-main. Dia lempar petir merah seperti lagi emosi ke langit.

Tongkrongan Mulai Kehilangan Kontrol

Setelah petir merah pertama, suasana tidak bisa balik normal. Semua orang sekarang fokus penuh.

Free spin lanjut.
Petir turun lagi.
Merah lagi.

“GILA!”
“INI GEDE!”
“STOP NAPAS WOI!”

Orang-orang yang tadinya kalem sekarang teriak tanpa sadar. Bahkan ada yang tepuk meja sampai kopi hampir tumpah.

Zeus berdiri di layar dengan ekspresi puas, seolah berkata, “Tenang, belum selesai.”

Angka Naik, Logika Turun

Saldo bergerak cepat. Angka yang muncul mulai tidak masuk akal untuk ukuran tongkrongan sore.

“Ini beneran nggak?”
“Coba cek lagi!”
“Jangan halu ya!”

Pemilik ponsel cuma bengong. Jempolnya kaku. Otaknya belum sempat mencerna.

Petir merah turun lagi.

“ANJIRRR!”

Momen Sakral

Ada momen ketika semua orang berdiri tanpa komando. Seperti refleks bersama. Tidak ada yang duduk lagi. Bahkan yang biasanya paling kalem ikut berdiri sambil melotot.

Free spin hampir habis. Tapi Zeus belum selesai bicara.

Petir merah terakhir jatuh.

Dan di situlah…
MAXWIN.

Teriakan Bersama yang Tidak Direncanakan

Tidak ada hitungan. Tidak ada aba-aba. Begitu tulisan MAXWIN muncul, satu tongkrongan langsung meledak.

“MAXWIIIIIINNN!”
“WOIIII!”
“GILAAAA!”

Teriakan itu spontan. Keras. Tulus. Sampai tukang kopi kaget dan nanya, “Kenapa kenapa?”

Beberapa motor yang lewat bahkan melambat, bingung ini tongkrongan atau nonton bola.

Reaksi Setelah Maxwin: Hening Aneh

Setelah teriak, ada hening aneh. Semua orang saling pandang. Lalu ketawa.

“Hahaha… serius?”
“Ini nyata kan?”
“Bukan editan?”

Pemilik ponsel masih bengong. Matanya tidak berkedip. Mulutnya terbuka sedikit.

“Gue… gue maxwin?”

Yang lain langsung jawab serempak, “IYA LAH!”

Zeus Pergi, Cerita Tinggal

Gates of Olympus kembali ke tampilan awal. Zeus berdiri tenang lagi. Seolah tidak terjadi apa-apa.

Tapi di tongkrongan, dunia sudah berubah.

Kopi mendadak terasa lebih enak. Gorengan terasa lebih renyah. Angin sore terasa lebih adem.

“Oke, stop ya,” kata pemilik ponsel akhirnya.

Semua mengangguk. Tidak ada yang protes. Momen sudah sempurna. Tidak perlu ditambah.

“Ini udah ending bagus,” kata yang lain.

Sejak hari itu, cerita petir merah Gates of Olympus jadi legenda. Setiap nongkrong, pasti ada yang bilang:

“Inget nggak yang petir merah itu?”
“Inget dong, satu tongkrongan teriak MAXWIN.”

Bahkan yang tidak hadir pun dengar ceritanya dengan versi makin lebay dari waktu ke waktu.

Petir Merah, Teriakan, dan Tawa

Jackpot Gates of Olympus dengan petir merah bukan cuma soal maxwin. Itu soal momen. Soal satu layar kecil yang bisa bikin satu tongkrongan lupa waktu, lupa kopi dingin, dan lupa capek hidup.

Dan kalau suatu hari Zeus turun lagi ke tongkrongan itu, satu hal sudah pasti:
Semua siap berdiri, siap teriak, dan siap ketawa bareng. ⚡😄🎰

Karena tidak setiap hari satu tongkrongan bisa bilang dengan bangga:
“Kita pernah teriak MAXWIN bareng-bareng.”